Seperti apa teman terbaik itu?
Bagiku, teman tebaik adalah ketika aku berani menceritakan tentang potongan masa lalu Bapak kepada dirinya.
Seperti tak ada sekat. Tanpa batas. Tanpa keraguan. Bahagia dan sedih kita tumpahkan ke teman terbaik. Tak peduli dia menyikapinya bagaimana dan seperti apa. Bahkan tak mendapat solusi dan nasehat pun tak apa-apa. Intinya, kita membaginya tanpa berharap apa-apa. Akhirnya, kita merasa bebas. Akhirnya, kamu ingin maju lagi dan maju lagi. Berani menatap dan menerjang segala aral yang ada dihadapmu.
Teman terbaik biasanya lebih banyak memberi ruang kepada kita. Memberi banyak kesempatan kepada kita dalam hal apapun. Mendukung sepenuhnya.
Lantas siapa dia? Siapa sosok teman terbaik itu?
Dia bisa saja ibu atau ayah. Adik atau juga kakak. Sepupu, tetangga, teman sebangku di sekolah, teman kerja, rekan bisnis, anak pak lurah, penjual nasi goreng, atau seseorang yang baru kita kenal kemarin sore. Bahkan mungkin juga, dia adalah guru bahasa Indonesia yang cantik atau tampan. Pastinya, kamu merasa dia selalu mendengarmu.
Siapa saja bisa menjadi teman terbaik. Saat kamu sudah bisa mendefinisikan teman terbaik itu apa, saat itulah kamu bisa mengenal dan tahu siapa teman terbaikmu.
Jika kita sudah merasa memiliki teman terbaik, apa mungkin teman terbaik itu beranggapan sama, menjadikan kita teman terbaiknya? Bisa iya, bisa jadi tidak.
Kalau iya, selamat, kalian menjadi teladan. Menjadi contoh teman terbaik yang bisa menjadi dongeng untuk anak dan cucu-cucu kalian.
Kalau tidak, kamu hanya butuh percaya akan kekuatan memiliki teman terbaik. Tentunya juga bisa menjadi dongeng ajaib yang bisa kamu bagi.
Apakah teman terbaik itu ada masanya?
Sederhananya, berbagilah tanpa berharap diberi.
Sederhana yang sulit. Tapi kita selalu bisa mencobanya.
Baiklah. Terima kasih karena sudah memahami sahayaku. Terima kasih sudah menjadi teman terbaik. Sampai kapan menjadi teman terbaik? Seperti katamu pada orang-orang, nikmati saja.
Pernah melihat senja tersenyum? Konon, jika diberi kesempatan melihat senyuman senja, kita akan selalu ingin pulang.
- miss you -