Selasa, 29 Agustus 2017

Senja Kedua Puluh

- Aku Ingin Kita Ke Sana -

kita harus ke sana
negeri yang merampas sebagian senjaku
negeri para pecandu sumpah

kita harus ke sana
negeri satu hektar tanah milik bapak
negeri bunga-bunga dipetik secara mewah

dan kita harus ke sana
mengulang kalimat-kalimatmu yang menjaga mataku
mengingat cara kau berlari, bersembunyi, berbisik memanggilku
menemuiku di antara lipatan kertas-kertas 
merasakan kembali malu yang tak berhenti berdegup
dan juga berjumpa dengan anakku yang memanggilmu ayah
dan berjumpa dengan anakmu yang memanggilku ibu
dan biar sederhana sumpahmu
dan berakhir amarahmu
dan damai senjamu

aku ingin kita ke sana
kau, dan aku
untuk rumah yang kau tinggal pergi
untuk kita yang suka bersembunyi

Ciputat, 29 Agustus 2017

##

Tadinya aku berpikir sudah menghilang gelisahku. Dan selalu berpikir aku akan baik-baik saja. Lihatlah, aku kembali seperti orang dungu, menulis sebagian apa yang sedang kurasakan.

Ini sajak pertama di tanah rantau sejak kembali memutuskan pergi dari rumah. Ini tertulis karena ingin tertulis. Ini terpublish, sungguh aku tak bisa menjelaskan alasaannya. Rasanya aneh. Entahlah, mungkin aku ingin seseorang mendengarku. Mendengar caraku terisak.

Biarkan aku menulis karena kecintaanku akan menulis.

Jangan bertanya apa-apa lagi. Kadang senja terasa kejam. Kadang senja hadir dengan gelap, seperti ingin segera menamatkan mimpi-mimpiku.

- miss you -